Minggu, 02 Desember 2012

materi pmr SMKN 1Liliriaja




TANDU
    Tandu adalah suatu alat yang terdiri dua buah tongkat panjang dan dua buah tongkat pendek yang dipadukan dengan tambang dan kain segingga membentuk suatu anyaman yang dipergunakan untuk membawa korban kecelakaan.
Fungsi Tandu :
  • Sebagai alat bantu mengangkat korban yang bersifat darurat.
  • Untuk mengangkut barang-barang korban.

     
Alatnya Terdiri Atas :
  • Dua buah tongkat panjang dengan ukuran 225 cm.
  • Dua buah tongkat pendek dengan ukuran 60 cm.
  • Tali tambang dengan ukuran 28 meter.


PEMBIDAIAN
    Pembidaian adalah suatu cara penyembuhan patah tulang dengan menggunakan kain segitiga dan beberapa kayu yang sudah di ukur.
Syarat-syarat pembidaian :
  • bidai dan kain harus steril.
  • bidai yang digunakan harus ringan dan kuat.
  • pembidaian jangan terlalu keras dan longgar.
  • pembidaian harus meliputi dua sendi diantara dua tulang yang patah.

     
Tujuan pembidaian mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang dan mengurangi rasa sakit.
Cara pembidaian :
  • menyiapkan peralatan.
  • mengukur panjang bidai yang digunakan.
  • masukkan pembalut pada sela-sela bawah.
  • ikat bidai dengan pembalut.

     
PEMBALUTAN
    Pembalutan adalah suatu cara penyembuhan dengan cara menutup luka untuk mencegah pendarahan dan rasa sakit.
Fungsi pembalutan adalah mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya infeksi.
Macam-macam pembalutan :
  1. Pembalutan cepat    : Pembalutan yang digunakan dengan cepat dan tepat.
  2. Pembalutan gulung    : Pembalutan dengan cara menggulung kain untuk menutupi luka.
  3. Pembalutan mitella    : Pembalutan dengan menggunakan mitella (kain segitiga).
  4. Pembalutan gips    : Menutup luka dengan cara di tutup dengan semen putih.
  5. Pembalutan perban/kain kasa.
  6. Pembalutan pundai.


    Macam-macam lipatan :

     
  7. Lipatan dua    :Untuk membalut telapak tangan, kepala bagian ubun-ubun, telapak kaki dan perut.
  8. Lipatan empat    :Untuk membalut siku, tangan dan kaki.
  9. Lipatan delapan    :Untuk membalut pelipis.
  10. Lipatan enam belas    :Untuk membalut ibu jari 
 Download aplikasi Chrome DiSINI>>


Pada sebuah penilaian korban yang terarah, wawancara atau tanya jawab perlu dilakukan baik untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau perjalanan suatu penyakit.

Wawancara atau tanya jawab dapat dilakukan dengan korban (bila sadar), keluarga atau juga saksi mata dan bila memang diperlukan bisa mewawancarai semuanya guna meminta keterangan yang lebih rinci mengingat Riwayat Penyakit sangat penting pada kasus medis.
Untuk memudahkan wawancara atau tanya jawab ini dikenal dengan akronim:
K - O - M - P - A - K
K = Keluhan utama (gejala dan tanda)
Sesuatu yang sangat dikeluhkan oleh korban, gejalanya adalah hal-hal yang hanya dapat dirasakan oleh korban saja misalnya nyeri, pusing dan sakit. Tanda adalah hal yang dapat diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar atau diraba. Saat melakukan Tanya Jawab hindari jawaban "Ya" atau "Tidak" atau pertanyaan yang jawabannya terarah.
Usahakan memberikan pertanyaan terbuka sehingga penderita memiliki kesempatan untuk mengekspresikannya.

O = Obat-obatan yang diminum
Tanyakan apakah korban sedang dalam suatu pengobatan, mungkin saja gangguan yang dialami adalah akibat lupa meminum obat tertentu. Hal ini sering menjadi suatu pentunjuk dalam menghadapi suatu kasus medis.
Contohnya adalah seorang penderita kencing manis lupa meminum obat sebelum makan, yang mungkin akan mengalami masalah akibat kadar gula darah yang tinggi.

M = Makanan / Minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada korban, hal ini juga penting untuk diketahui bila ternyata korban kemudian harus menjalani pembedahan di rumah sakit.
Pertanyaan seputar ini akan sangat bermanfaat bila menemui kasus keracunan, terutama keracunan melalui saluran cerna.

P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami korban pada saat ini, misalnya keluhan sesak nafas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu dan sebagainya.

A = Alergi yang dialami
Perlu juga diketahui apakah penyebab kelainan pada korban ini disebabkan oleh alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya korban atau keluarganya sudah mengetahui bagaimana mengatasi keadaan darurat. Kasus alergi di Indonesia masih agak jarang walaupun kejadiannya makin meningkat.

K = Kejadian
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini. Pertanyaan ini dapat membantu menentukan apakah suatu kasus yang kita hadapi murni trauma atau murni medis atau gabungan keduanya dimana yang satu jadi penyebab dan yang lain menjadi akibat.
Penolong tidak membuat diagnosa akan tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya